Daerah Otonom Baru Provinsi dan Kabupaten/Kota Baru di Indonesia Tahun 2013

Salam Pendidikan. Tahun 2013 ini, Indonesia Resmi Miliki11 Daerah Otonom Baru. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) meresmikan 11 daerah otonom baru di Gedung C Sasana Bhakti Praja Kemendagri, Jalan  Medan Merdeka Utara, Jakarta.

"Diharapkan pemerintah dan masyarakat kabupaten otonom baru dapat lebih meningkatkan pelayanan dan pembangunan," kata Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Gamawan Fauzi.

Adapun 11 daerah otonom baru yang diresmikan terdiri dari

  1. Provinsi Kalimantan Utara,
  2. Kota Pangandaran (Jawa Barat), 
  3. Kabupaten Pesisir Barat (lampung), 
  4. Kabupaten Manokwari Selatan (Papua Barat), 
  5. Kabupaten Pegunungan Arfa (Papua Barat).
  6. Kabupaten Mahakam Ulu (Kalimantan Timur), 
  7. Kabupaten Malaka (Nusa Tenggara Timur), 
  8. Kabupaten Banggai Laut (Sulawesi Tengah), 
  9. Kabupaten Taliabu (Maluku Utara), 
  10. Kabupaten Penukal Abab (Sulawesi Selatan), 
  11. Kabupaten Kolaka Timur.
"Saya meminta agar pejabat gubernur, dan bupati yang baru dilantik dapat segera mempersiapkan proses peralihan pemerintahan," ujar Gamawan.

Demikian informasi roda pendidikan, semoga bermanfaat.
sumber : kemendagri.go.id

Selengkapnya

Ganjar Satrio, Perraih Medali Emas di World Skill Competition 2013

Roda Pendidikan. Lagu Indonesia Raya terdengar meriah di Bandara Soekarno Hatta. Warna merah putih pun tampak mendominasi dari kejauhan, seiring dengan kedatangan rombongan yang juga memakai atribut merah putih. Rombongan itu adalah para siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang baru saja tiba dari Leipzig, Jerman, seusai mengikuti kompetisi internasional World Skill Championship (WSC). 

Dengan senyum mengembang, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (SesDitjen Dikmen Kemdikbud) Mustaghfirin Amin menghampiri ke-32 siswa SMK itu. Mustaghfirin mengalungkan sebuah karangan bunga kepada salah seorang siswa yang adalah peraih medali emas bidang Graphic Design Technology WSC. Dia adalah Ganjar Satrio. Kemudian, pengalungan bunga pun dilakukan kepada Andrie Safargi, peraih medali perak bidang Prototype Modeling. Diikuti, pengalungan bunga terhadap delapan siswa peraih Medalion for Excellence.

Ganjar Satrio merupakan siswa lulusan SMK Negeri 3 Kasian, Bantul. Pengenalannya terhadap dunia desain saat sekolah menengah pertama (SMP) membawa dia terhadap kecintaan dunia desain. Ketika diwawancarai, Ganjar dengan antusias menceritakan pengalamannya selama mengikuti kompetisi.
Anak kedua dari dua bersaudara ini menjelaskan terdapat empat modul yang harus dikerjakan selama empat hari. Cakupan modul adalah packaging, majalah, editorial, dan advertising. Adapun waktu pengerjaan selama lima jam, untuk masing-masing modul tersebut.

Secara tersirat, Ganjar mengungkapkan pentingnya kesiapan mental yang dimiliki saat mengikuti kompetisi ini. Ganjar mengakui tidak memiliki bayangan apapun terhadap soal yang akan dikerjakan. “Saat mendapatkan modul, kita memang diberikan lima jam waktu pengerjaan, tapi hanya 10 menit untuk membaca soal, 15 menit untuk mendiskusikan bersama pembimbing,” jelasnya. Dia menambahkan, “Sisanya kita yang mengerjakan sendiri,” katanya.

Menurut Ganjar, indikator keberhasilan tiap peserta adalah adanya kesesuaian hasil pengerjaan modul peserta, dengan permintaan soal dalam modul. Dia mencontohkan, terdapat permintaan untuk mengerjakan kemasan teh dengan tema mediation, happiness, dan relaxation pada salah satu modul. Untuk modul tersebut, Ganjar memvisualisasikan dengan warna-warna tertentu. “Untuk mediation tea pakai warna biru, kalau ga salah happiness itu kita pakai warna orange, dan relaxation pakai warna ungu,” ujarnya.

Pada saat pengerjaan modul majalah, Ganjar diminta untuk dapat memvisualisasikan cover majalah bisnis. “Disitu saya pakai desain dewasa, simple, yang mewujudkan bisnis,” ujarnya.
“Terus terang saya tidak yakin menang, karena saingannya semua berat, tapi yang saya lihat ketelitian sangat diperhatikan, mungkin itu keunggulan saya makanya mendapat emas,” beber Ganjar.
Ganjar sangat berharap dapat tetap berkarya di dunia desain grafis. "Saya mau ciptakan emas-emas lain bagi adik-adik selanjutnya, mau kuliah di luar biar ilmu di luar bisa dibagi disini," tutur Ganjar.(GG)

Selengkapnya

Teuku Faisal Fathani, Peraih Predikat Dosen Berprestasi Nasional

Teuku Faisal Fathani, dosen Universitas Gajah Mada (UGM) terpilih sebagai juara pertama dalam pemilihan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) pendidikan tinggi berprestasi tingkat nasional 2013. Dengan karya yang bertajuk pengembangan sistem pemantauan dan peringatan dini tanah longsor, pria yang telah mengabdi di UGM selama 14 tahun ini berhasil mengalahkan 14 finalis lainnya.
“Saya telah mengembangkan alat-alat pemantauan dan peringatan dini tanah longsor ini sejak 2007. Ada 30 varian, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling canggih dan terbaru,” tutur Fathani usai menerima plakat dan sertifikat sebagai dosen berprestasi, di hotel Menara Peninsula, Jakarta, Minggu (7/7).

Prestasi Fathani bukan baru kali ini saja. Dosen jurusan teknik sipil dan teknik geologi ini merupakan mahasiswa teladan di UGM 17 tahun silam. Dengan prestasi itulah Ia memulai karirnya di UGM sebagai seorang dosen. “17 tahun yang lalu Saya meraih mahasiswa teladan peringkat satu di UGM. Kemudian diminta jadi dosen, karena konsekuensinya begitu (menjadi dosen),” jelasnya.
Sistem pemantauan dan peringatan dini bencana tanah longsor karya Fathani sudah dipasang di 12 provinsi di Indonesia. Dari 12 provinsi tersebut, terdapat 112 alat yang digunakan.
Awalnya, kata Fathani, Ia mengembangkan sistem ini terinspirasi dari sistem peringatan dini yang digunakan di Indonesia kala itu, yaitu tahun 2005. Sistem tersebut merupakan buatan luar negeri dengan harga USD3000-5000. Ketergantungan terhadap luar negeri sangat besar jika terjadi kerusakan pada alat tersebut. “Kita terpaku dengan itu, kalau alatnya rusak harus dikirim ke luar negeri lagi, kita ketergantungan,” katanya.

Dengan kesadaran pentingnya memiliki sistem sendiri, Fathani mulai mengembangkan sebuah sistem peringatan dini bencana tanah longsor dengan perangkat sederhana yang dirakit bersama dengan industri kecil dan menengah. Ia menggandeng bengkel-bengkel di daerah setempat sebagai tempat perakitan. “ Kalau kita ingin memasang di Karang Anyar, maka bengkel disana yang kita berdayakan,” katanya.

Tak hanya di dalam negeri, Fathani telah membawa karyanya ke konsorsium internasional. Tahun 2007, di sebuah konsorsium internasional yang dihadiri oleh lima negara, Jepang, China, Filipina, Korea dan Thailand, Fathani memperkenalkan karyanya. Dengan memperkenalkan karyanya tersebut, perwakilan negara-negara tersebut melihat ada kebaruan, dan tertarik untuk ikut mengembangkannya. “Kita belum apply paten saat itu. Setelah itu saya ikut konsorsium di Tokyo, perwakilan China bilang, ini loh alat yang dikembangkan oleh Indonesia,” katanya bersemangat.
Dua tahun berturut-turut, Fathani diundang ke China sebagai ilmuwan pengembang sistem peringatan dan pemantauan bencana dari Indonesia. Bahkan, China telah mengembangkan 1000 unit sistem tersebut, dan dua diantaranya diserahkan kepada Fathani. “Dan itu bagi ilmuwan, apalagi bidang kebencanaan,sangat luar biasa. Dan siapapun yang akan mengembangkan ini, saya akan support,” katanya.

Melalui pemilihan PTK berprestasi ini Fathani mengaku mendapat banyak pelajaran. Ia merasa terpacu dengan melihat finalis lainnya yang membawa pengetahuan baru baginya. “Itu membuka mata, tidak ada manusia yang sempurna,” pungkasnya. 

Sumber:kemdikbud.go.id

Selengkapnya

Yang Perlu Diperhatikan pada Pendataan PAS SMK

Sengaja saya posting khusus pendataan sekolah jenjang pendidikan menengah SMA/SMK di blog ini, karena untuk memenuhi permintaan teman-teman dari SMA/SMK yang menginginkan kejelasan tentang pendataan untuk jenjang SMA dan SMK.
Pendataan untuk pendidikan dasar dikenal dengan Dapodik, sedangkan untuk pendidikan menengah adalah PAS. Kali ini saya akan ulas mengenai cara menginstal PAS SMK.

Sebelum Menginstal PAS SMK hal-hal yang harus diperhatikan antara lain:
1. Semua Antivirus harus di non aktifkan
2. Tanggal di komputer/laptop disesuaikan dengan tanggal periode mengajar (semester 1 atau 2) dan tahun pelajaran
3. Setting regional dan language
    >> Decimal Symbol dengan karakter titik ( . )
    >> Digit grouping symbol dengan karakter koma ( , )
     >> List separator dengan karakter koma ( , )

Adapun uraikan singkat urutan input data PAS SMK seperti tabel dibawah ini


 NO NOMOR URUTAN MODUL KETERANGAN
1 2.1 Pembentukan Identitas Sekolah
2 2.2 Pemeliharaan Identitas Sekolah
(Kegiatan sekolah, saldo awal dan Rekening Bank wajib diisi)
3 2.3 Fasilitas Sekolah
(Properti sekolah, Ruang sekolah, Pemakaian listrik)
4 1.1.1.9 Kompetensi Keahlian
5 2.8 Akreditasi Jurusan
6 2.7 Lokasi Peta
7 3.1.1 Kepegawaian (data awal baru guru)
(Riwayat Pangkat dan Riwayat jabatan WAJIB diisi)
8 3.1.3 Kepegawaian (data awal baru tu)
(Riwayat Pangkat dan Riwayat jabatan WAJIB diisi)
9 3.2.1 Guru Aktif
10 3.2.2 Tenaga Administrasi Aktif
11 1.3.1.3 Program pengajaran
12 1.3.1.5 Rombel
13 5.1.1 Data awal siswa baru
14 6.1.2 Penentuan minat Jurusan
15 6.1.3 Penentuan Jurusan
16 6.1.4 Penetuan kelas Baru
17 7 Header



Demikianlah semoga bermanfaat.

Selengkapnya

Siswa SMP Telurkan Prototipe 'Lift' Jembatan Penyeberangan

Tiga pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Banyumas, Jawa Tengah, menciptakan lift hemat energi dengan penyeimbang air sebagai pengangkat dan penurun orang pada jembatan penyeberangan.

Saat ditemui wartawan di sekolahnya, Senin, tiga pelajar yang tergabung dalam Kelompok Ilmiah Remaja SMPN 2 Banyumas ini menyatakan, lift tersebut diberi nama "Lidirum" yang berasal dari pengabungan nama-nama mereka, yakni Yuli Setyani (15), Dimas Bangkit Satriawan (14) dan Rumiati (14).

"Ide pembuatan lift ini berdasarkan pemikiran kami terhadap kepadatan arus lalu lintas di Jakarta, sedangkan jembatan penyeberangan yang ada jarang dimanfaatkan untuk menyeberang oleh warga karena harus naik-turun tangga," kata Ketua KIR, Yuli Setyani.

Karena itu, dia bersama rekan-rekannya mencoba mencari solusi agar jembatan penyeberangan terasa nyaman sehingga warga pun mau memanfaatkannya untuk menyeberangi jalanan yang ramai dilalui kendaraan.

"Berkat bimbingan guru Fisika, Pak Aji Sambudi, kami akhirnya membuat miniatur lift jembatan penyeberangan ini dan berhasil meraih predikat Juara II dalam Lomba Kreativitas Ilmiah Remaja (LPIR) Tingkat Nasional di Banjarmasin, Kalimantan, pada 24-29 September 2012," katanya.

Terkait mekanisme lift tersebut, Dimas Bangkit Satriawan mengatakan, lift ini bekerja menggunakan pompa untuk menyuplai air ke tangki penyeimbang.

"Saat tangki penyeimbang ini penuh dengan air, lift akan naik ke atas. Demikian pula sebaliknya, saat air dalam tangki penyeimbang dikeluarkan, lift akan turun," kata dia yang pernah meraih Juara II pada LPIR Tingkat Nasional Tahun 2011 dengan karya berupa rumah otomatis.

Dengan demikian, kata dia, pejalan kaki yang hendak menyeberang jalan akan merasa lebih aman dan nyaman.

Sementara guru pembimbing, Aji Sambudi mengatakan, saat ide pembuatan lift tersebut muncul, mereka segera mencari referensi di internet.

"Ternyata penggunaan lift pada jembatan penyeberangan telah ada, sehingga anak-anak mencoba membuat inovasi baru dengan menggunakan tangki berisi air sebagai penyeimbang," katanya.

Menurut dia, lift dengan penyeimbang air ini dinilai lebih hemat energi karena konsumsi listriknya hanya 50 persen dari lift yang telah banyak digunakan.

Ia mengatakan, hal ini disebabkan listrik hanya dibutuhkan untuk memompakan air ke dalam tangki penyeimbang.

"Lift pada umumnya menggunakan listrik untuk menggerakkan motor pengangkat maupun penurun," katanya.

Dia mengakui, lift ini membutuhkan lahan yang cukup luas jika diterapkan di jalan raya karena salah satu sisinya lebih besar yang digunakan untuk tempat tangki penyeimbang.

Karena itu, kata dia, tangki penyeimbang ini akan diletakkan di atas sehingga tidak membutuhkan lahan yang luas.

Disinggung mengenai kemungkinan lift tersebut dapat digunakan pada gedung bertingkat, dia mengatakan, hingga saat ini belum bisa diterapkan karena masih dicari cara pengaturannya.

"Kami masih mencoba mencari cara pengaturan agar lift bisa berhenti di setiap lantai yang dituju," katanya.

Hak cipta

Lebih lanjut mengenai KIR SMPN 2 Banyumas, Aji mengatakan, beberapa karya siswa telah memenangi LPIR Tingkat Nasional seperti kereta air ciptaan Tri Atmaja H yang saat ini telah duduk di bangku Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banyumas.

Menurut dia, kereta air yang diberi nama Serayu itu meraih predikat Juara I LPIR Tingkat Nasional Tahun 2010.

"Bahkan, rumah otomatis karya Dimas Bangkit Satriawan yang meraih Juara II LPIR Tingkat Nasional Tahun 2011, atas permintaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar supaya dipatentkan meskipun hingga saat ini belum ada kejelasan," katanya.

Sementara itu, Kepala SMPN 2 Banyumas Suyudi mengaku bangga atas hasil karya anak didiknya yang mampu meraih prestasi di tingkat nasional meskipun status sekolah ini bukan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI).

"Andaikan pemerintah bisa mengembangkan dan menerapkan penemuan ini, mungkin bisa mengurangi kecelakaan di daerah-daerah rawan kecelakaan lalu lintas," katanya.

Selengkapnya